Sunday, December 25, 2011

Berpikir Positif, Penerimaan Diri dan Humor atasi Kegagalan

Apakah Anda pernah mengalami kegagalan dalam hidup atau apa yang telah anda capai belum memuaskan? Penelitian baru dari University of Kent telah mengungkapkan bahwa berpikir positif, penerimaan diri, dan humor adalah strategi penanggulangan yang paling efektif bagi Anda yang berurusan dengan kegagalan.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh international journal Anxiety, Stress & Coping, Dr Joachim Stoeber dan Dr Dirk Janssen dari University School of Psychology mengatakan bahwa ada tiga strategi untuk menangani kegagalan dan membantu orang untuk menjaga semangat mereka.

Beberapa strategi yang dilakukan banyak orang untuk mengatasi kegagalan meliputi: mencari dukungan emosional, pengingkaran, penggunaan narkoba, menyalahkan diri sendiri, dan melepaskan diri dari masalah.

Penelitian ini menunjukkan, mereka yang biasanya mengatasi kegagalan dengan mencari dukungan emosional, penggunaan narkoba, penolakan atas kenyataan, menyalahkan diri sendiri, dan melepaskan diri dari masalah, memiliki dampak negatif dan kurang memuaskan.

Sebaliknya, berpikir positif (mencoba untuk melihat sesuatu lebih positif, mencari sesuatu yang baik tentang apa yang terjadi), penerimaan diri dan humor, memiliki dampak yang lebih positif dan lebih memuaskan.

Dr Stoeber, otoritas terkemuka perfectionism, motivation, and performance, percaya bahwa temuan penelitian ini akan menarik perhatian siapa saja yang bekerja dalam bidang penanganan stres. Berpikir positif sangat membantu bagi mereka yang gagal, dibandingkan dengan mereka yang mencari perhatian emosional dari orang lain dan cenderung tidak puas melihat apa yang mereka telah capai.

Fokus pada apa yang telah Anda capai, bukan pada apa yang belum tercapai. Tidak ada gunanya merenungkan kegagalan. Sebaliknya, akan lebih bermanfaat untuk mencoba menerima apa yang telah terjadi, mencari aspek-aspek positif, dan humor di dalamnya. Semoga berhasil!

-sumber

Monday, December 19, 2011

Tipe-Tipe Dalam Permaslahan Percintaan

Saya pernah memiliki masalah berikut : dikhianati, diabaikan, dibohongi, digosipkan selingkuh, kehilangan barang, dimarahi pacar, dituduh merayu kekasih orang. Nah, apa masalah Anda? Saya yakin Anda pun memiliki masalah. Tidak ada orang yang 100% tanpa masalah dalam hidupnya.

Pada saat Anda menjalin hubungan cinta dengan seseorang, baik ketika berpacaran atau menikah, saya yakin Anda dan pasangan Anda pernah bermasalah, terlepas masalah itu besar atau kecil. Masalah atau konflik, memang sudah menjadi bagian dari setiap hubungan cinta. Pertanyaannya, bagaimana Anda dan pasangan Anda menghadapi masalah-masalah tersebut?


Berdasarkan penelitian terhadap ribuan orang diketahui bahwasanya ada empat strategi yang dilakukan orang ketika menghadapi masalah dalam suatu hubungan. Empat strategi tersebut adalah setia, mengabaikan, aktif dan lari. Masing-masing strategi biasanya bersifat khas, namun tidak selalu. Artinya, jika Anda memiliki strategi setia dalam suatu masalah, maka biasanya Anda selalu menggunakan tipe setia untuk menghadapi semua masalah lainnya.

Berikut adalah keterangan masing-masing strategi. Silakan Anda cermati baik-baik. Ciri-ciri dari masing-masing strategi yang paling menggambarkan diri Anda, merupakan cerminan dari tipe Anda dalam menghadapi masalah.

Tipe 1. Setia

Tipe pertama adalah setia. Pada saat Anda menghadapi masalah, Anda menunggu sampai keadaan menjadi lebih baik. Bila masalah yang dihadapi terlalu menyakitkan untuk dibicarakan dan menimbulkan risiko besar terjadinya perpisahan, maka biasanya pasangan yang setia berharap suatu saat nanti hubungan bisa dilanjutkan lebih baik.

Berikut beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe setia saat Anda menghadapi masalah :
Pasangan saya sedang marah saat ini. Baiklah, saya tunggu saja. Saya berharap hubungan akan membaik nantinya.
Saya tidak ingin membuat masalah ini terus berlanjut. Meskipun saya sakit hati karena telah dibohongi dan dikhianati, tapi saya mencintainya. Nanti pasangan saya juga akan menyadari kesalahannya dan dia akan berubah.
Lebih baik saya menunggunya sampai beberapa hari. Nanti masalahnya akan berakhir dengan sendirinya.
Bertengkar memang buruk. Tapi toh, akan ada akhirnya. Saya yakin suatu saat akan kembali berbaik-baik dengan pasangan saya.

Tipe 2. Mengabaikan

Tipe kedua adalah mengabaikan. Artinya pada saat Anda dan pasangan Anda menghadapi masalah, maka Anda mengabaikan pasangan dan membiarkan hubungan terus memburuk. Tidak ada usaha apa pun yang Anda lakukan. Anda biarkan masalahnya terus terjadi. Akibatnya, masalah bisa berlarut-larut tanpa penyelesaian. Pasangan yang sama-sama keras kepala dan egois biasanya memiliki tipe mengabaikan. Ego masing-masing pihak menghalangi upaya untuk menyelesaikan masalah.

Berikut beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe mengabaikan saat Anda menghadapi masalah :
Saya merasa tidak harus ikut bertanggung jawab dalam masalah ini.
Pasangan saya yang bermasalah, bukan saya.
Tidak perlu memperdulikan masalah ini. Ini bukan urusan saya
Masalah ini memang menekan saya, tapi biar saja.

Tipe 3. Aktif

Tipe ketiga adalah aktif. Anda memiliki tipe aktif jika saat masalah muncul melakukan upaya-upaya aktif untuk menyelesaikan masalah. Misalnya dengan mengajak pasangan berdiskusi tentang masalah yang terjadi dan bersama-sama menyelesaikannya. Cara ini biasa diambil oleh mereka yang memiliki pernikahan yang sukses.

Berikut beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe aktif saat Anda menghadapi masalah :
Saya merasa ikut bertanggung jawab dengan masalah ini
Jika pasangan saya merasa bermasalah dengan saya, maka berarti memang ada masalah dengan diri saya
Saya percaya, hanya dengan menyelesaikan masalah secara tuntas maka saya dan pasangan saya akan kembali bahagia
Saya percaya, mengabaikan masalah akan sama seperti duri dalam daging.

Tipe 4. Lari

Tipe terakhir adalah lari. Anda bertipe lari jika melarikan diri dari masalah yang datang menerpa. Anda berusaha melupakan semua masalah yang datang dengan mencari kegiatan yang bisa membuat Anda lupa pada masalah itu. Misalnya bermabuk-mabukan, belanja sepuasnya atau mencari selingkuhan untuk lari dari masalah dengan pasangan. Ujung-ujungnya, mereka yang bertipe lari akan memutuskan untuk bubaran atau meninggalkan pasangan. Mereka yang purik (keluar rumah, bisa menyewa rumah sendiri atau kembali ke rumah orangtua) saat mengalami masalah dengan pasangan merupakan contoh bagus dari pasangan yang bertipe lari.

Berikut beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe lari saat Anda menghadapi masalah :
Saya merasa tidak ada gunanya meneruskan hubungan ini
Masalah ini merupakan alasan yang cukup bagi saya untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan saya
Mengingat masalah yang saya alami, saya akan menyesal jika saya terus bertahan dalam hubungan ini
Masalah ini merupakan bukti bahwa saya dan pasangan saya bukan pasangan yang sesuai